Jakarta (ANTARA News) - Kepolisian Indonesia agaknya masih pada posisi tetap melarang konser Lady Gaga, di Jakarta, pada 3 Juni nanti, berdasar pada desakan sebagian organisasi massa berbasis agama. Keberatan utama mereka berkutat pada isu pornoaksi, ajaran sesat, dan lain-lain yang dianggap mereka bertentangan dengan nilai ketimuran dan agama tertentu.
Lady Gaga --bernama asli Joanne Angelina Germanotta-- terlanjur sudah menjadi ikon musik pop dunia pada usianya yang baru 20-an tahun saat itu. Apa saja yang menempel pada tubuhnya, tingkah polah, perkataan, dan bahkan jejak kakinya di aspal saja; jadi perbincangan dunia.
Di situs mesin pencari, kata Lady Gaga concert in Jakarta memunculkan 7.710.000 entri. Jumlah yang cukup fantastis untuk isu satu konser di Jakarta, kota yang kurang diperhitungkan dalam kancah bisnis musik dan kesenian kelas dunia ketimbang Singapura.
Berbagai media massa internasional, blog, hingga twitter ramai membahas pelarangan konser Lady Gaga di Indonesia itu. Terus terang, baru kali ini kepolisian Indonesia melarang konser artis internasional di sini.
Situs news.sky.com (www.newssky.com), menuturkan pelarangan itu sebagai Islamist threaten 'too sexy' Gaga concert, sementara International Business Times (au.ibtimes.com), menulis judul Lady Gaga's Permit to Concert Denied, Religious.
Masih ada The Sun (www.thesun.co.uk), yang menyatakan dalam tajuknya, ban on 'Satan Gaga' Star ordered to axe Jakarta concerts by cops. BBC (www.bbc.co.uk) dari markas besarnya di London, mengungkap fenomena pelarangan itu dengan redaksi judul Lady gaga refused permit for Jakarta concert.
Penuturan tentang ini menjadi hit paling top di rubrik hiburan mereka dan mendapat tanggapan sangat riuh-rendah dari pembaca.
Media massa terpandang Amerika Serikat yang dikenal jawara pada bidang investigasi, The Washington Post (www.washingtonpost.com), menyusun reportasenya dengan judul In other news...: Lady Gaga concert scuttled in Jakarta amid protest.
Koran dari negara sahabat, Thailand, The Bangkok Post (www.bangkokpost.com), pada rubrik Asianya menempatkan cerita itu pada tajuk teratasnya, dengan hit paling banyak.
Dari semua situs pemberitaan itu, garis merah yang dinyatakan adalah tekanan sekelompok pihak di Indonesia diamini kepolisian nasional Indonesia, serta sedikit penuturan dari pihak promotor tur itu.
Komentar dari kelompok yang menolak kehadiran Lady Gaga, yaitu Front Pembela Islam, menempati porsi cukup penting diikuti keterangan kepolisian Indonesia.
Kita ikuti saja perkembangan lebih lanjut dari menolak atau membiarkan konser Lady Gaga ini... Jangan sampai nama Jakarta atau Indonesia juga dibalas di-banned oleh promotor dan manajemen musik lain dunia. (*)
0 comments:
Post a Comment