Dalam satu kajian penulis pernah mengajukan pertanyaan tentang siapa yang di maksud oleh malaikat dalam Surat Al Baqarah ayat 30 :
وَإِذْ
قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الأرْضِ خَلِيفَةً
قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ
وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا
لا تَعْلَمُونَ (٣٠)
“Ingatlah ketika Rabb-mu berfirman kepada para Malaikat, “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” Mereka berkata, “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Rabb-mu berfirman, “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”
Pada
waktu itu penulis belum mendapatkan jawaban yang diharapkan, namun
sekarang memahami kenapa bisa seperti itu? Sedikitnya pengetahuan
mengenai masalah ini membuat penulis menyadari akan adanya keterbatasan
ilmu manusia. Dari berbagai literature yang coba digali memang tidak
banyak yang mendukung secara gamblang apa yang dimaksud oleh malaikat
tersebut.
Ada beberapa yang mencoba menafsirkan sejenis mahluk yang dimaskud oleh malikat tersebut adalah sejenis Jin seperti yang ditafsirkan oleh Ibnu Abbas (ra) mengatakan:
“Allah menciptakan Jan dari nyala api…” Beliau juga mengatakan bahwa Jan adalah golongan Jin laki-laki. Mereka memiliki jenis yang beraneka ragam. Di antara mereka ada yang disebut dengan Nahabir; ada juga yang disebut Nahamir. Umat ini layaknya seperti manusia, suka makan, minum, dan berketurunan. Di antara mereka ada yang Mu’min dan ada juga yang Kafir. Dan nenek moyang mereka adalah Iblis yang dikutuk oleh Allah.
Diriwayatkan bahwa Allah menjadikan malaikat sebagai penghuni langit dan menjadikan Jan sebagai penghuni bumi. Setelah binatang liar dan burung mengadukan perbuatan Jin dan Bin, Allah menciptakan Jan, sebagaimana telah diceritakan. Setelah Allah menciptakan Jan, maka Dia menempatkan mereka di bumi. Setelah tinggal di bumi, mereka berperang dengan Bin. Jan terlalu kuat bagi Bin hingga mereka mampu menghancurkan Bin sampai tidak ada satu pun yang tersisa. Tinggallah Jan di bumi. Mereka menikah satu sama lain dan melahirkan keturunan sampai bumi ini penuh.
Manusia
tidak diciptakan di bumi, tapi manusia dijadikan khalifah di bumi.
Sebagai pengganti tentunya ada yang diganti, alias Adam bukan makhluk
pertama di bumi, dan Allah tidak mengatakan untuk mengganti manusia
sebelumnya, tapi pengganti makhluk di bumi, yaitu abu Jan dan banul Jan,mereka itu adalah penghuni bumi sebelum manusia.
Sedangkan
dari sudut pandang kajian Arkeologi, berdasarkan fosil yang ditemukan,
memang ada makhluk lain sebelum manusia. Mereka nyaris seperti manusia,
tetapi memilki karakteristik yang sangat primitif dan tidak berbudaya.
Kelompok makhluk ini kemudian dinamakan oleh para arkeolog sebagai Neanderthal.
Sebagai
contoh Pithecanthropus Erectus memiliki volume otak sekitar 900 cc,
sementara Homo sapiens memiliki volume otak diatas 1000 cc (otak kera
maksimal sebesar 600 cc). Maka dari itu bisa diambil kesimpulan bahwa
semenjak 20,000 tahun yang lalu, telah ada susuk makhluk yang memiliki
kemampuan akal yang mendekati kemampuan berfikir manusia pada zaman
sebelum kedatangan Adam.
Adapun kajian dari tanah Persia beberapa golongan kaum Shufi dan kaum Syi’ah Imamiyah berpendapat :
Al-Alusi, pengarang tafsir Ruhul Ma’ani mengatakan bahwa di dalam kitab Tami’ul Akbar dari orang Syi’ah Imamiyah, pasal 15, ada tersebut bahwa sebelum Allah menjadikan Adam nenek kita, telah ada 30 Adam.
Jarak di antara satu Adam dengan Adam yang lain 1.000 tahun, setelah Adam yang 30 itu, 50.000 tahun lamanya dunia rusak binasa, kemudian ramai lagi 50.000 tahun barulah dijadikan Allah nenek kita Adam.
Ibnu Buwaihi meriwayatkan di dalam Kitab at Tauhid, riwayat dari Imam Ja’far as-Shadiq dalam satu hadits yang panjang, dia berkata : “Barangkali kamu sangka bahwa Allah tidak menjadikan manusia (basyar) selain kamu. Bahkan, demi Allah! Dia telah menjadikan 1.000 Adam (Alfu Alfi Adama), dan kamulah yang terakhir dari Adam-adam itu !”
Berkata al-Haitsam pada syarahnya yang besar atas Kitab Nahjul Balaghah: “Dan dinukilkan dari Muhammad al-Baqir bahwa dia berkata : Telah habis sebelum Adam yang Bapak kita 1.000 Adam atau lebih. “Ini semua adalah pendapat dari kalangan Imam- imam Syiah sendiri : Ja’far as-Shadiq dan Muhammad al-Baqir, dua di antara 12 imam Syi’ah Imamiyah.
Kalangan kaum Shufi pun mempunyai pendapat demikian as Syaikh al-Akbar Tbnu Arabi berkata dalam kitabnya yang terkenal alFutuhat al-Makkiyah, bahwa 40.000 tahun sebelum Adam sudah ada Adam yang lain.
Malahan untuk menjadi catatan, Imam Ja’far as-Shadiq menyatakan bahwa di samping alam kita ini, Tuhan Allah telah menjadikan pula 12.000 alam, dan tiap-tiap alam itu lebih besar daripada tujuh langit dan tujuh bumi kita ini.
Hal lkhwal yang berkenaan dengan ilmu pengetahuan itu adalah universal sifatnya. Yaitu menjadi kepunyaan manusia bersama. Apatah lagi sampai kepada saat sekarang ini dan seterusnya, penyelidikan ilmiah tentang alam, tentang hidupnya manusia di dunia ini tidaklah akan berhenti.
Kita
patut menghargai berbagai usaha yang telah dilakukan oleh mereka yang
mencoba mendalami masalah ini. Barangkali diantara sahabat kompasianers
ada yang berkenan berbagi ilmu mangga dengan senang hati akan
diterimanya.
Wallahu a’lam bishawab
0 comments:
Post a Comment