1. Jack the Ripper
Kisah Jack the Ripper begitu terkenal
karena kasusnya tak terungkap selama berabad-abad, hingga dibuat novel
dan film tentangnya. Kasusnya terjadi tahun 1868 hingga 1898, saat itu
terjadi pembunuhan sejumlah pelacur di London. Cara membunuhnya sangat
sadis, dengan mencekik dan memotong arteri korban. Beberapa bagian tubuh
korban juga diambil sehingga membuat polisi Scotland Yard kebingungan
mencari petunjuk.
2. Jack The Stripper
Tampaknya kisah Jack the Ripper
mengilhami pembunuhan serupa di tahun 1964 dan 1965. Lokasinya juga di
London, korbannya pun para pelacur. Ada 6 korban yang dilaporkan ke
pihak berwajib, semuanya ditemukan setelah dibuang ke sungai. Tak ada
yang bisa mengungkap kasus ini, sehingga bisa jadi si pembunuh sudah
meninggal membawa misteri.
3. Olof Palme
Olof Palme, Perdana Menteri Swedia
tewas ditembak pada 28 February 1986 saat pulang dari bioskop. Kuat
dugaan ia dibunuh karena kebijakan terkait masalah nuklir. Olof
berencana menghapus semua perangkat nuklir di Swedia. Sampai kini belum
terungkap siapa dalang dibalik pembunuh Olof. Lawan politiknyakah atau
Dinas Intelejen?
4. New Orleans ‘Axeman
Kejadiannya berawal ketika ditemukan
mayat termutilasi di New Orleans. Korbannya seorang tukang daging dan
istrinya yang tinggal di atas toko kelontong Maggio. Senjata yang
dipakai pembunuh, sebilah kapak berlumur darah ditemukan di salah satu
sudut rumah.
Beberapa bulan kemudian, seorang pria ditemukan tewas di kolam renang
dengan kondisi yang sama. Anehnya, polisi tak juga bisa mengungkap
identitas sang pembunuh walah telah menghabisi total 8 nyawa.
5. The Dead Boy in the Box.
Di tahun 1857 tubuh seorang anak kecil
ditemukan dalam sebuah kotak yang tergeletak di jalan sebelah timur
laut Philadelphia. Yang mengenaskan, tubuhnya telanjang dan penuh memar.
Masyarakat lokal sangat marah atas kejadian ini. Tapi tak ada yang bisa
dilakukan pihak berwajib mencari sang pembunuh.
6. Oscar Romero
Oscar Romero adalah seorang imam
Katolik di El Salvador. Selama pengabdiannya, ia berjuang membela hak
asasi manusia saat perang sipil terjadi di negeri tersebut. Bahkan
dengan berani mengkritik pemerintah AS yang tak kunjung membantu rakyat
El Salvador. Akibatnya, Bapa Romero ini dibunuh dengan pistol dari jarak
dekat. Tak ada yang bisa memastikan siapa pembunuhnya, namun kabar yang
berkembang ia dihabisi pasukan “Dead Squad” El Salvador.
7. Black Dahlia
Cerita mayat dimutilasi paling
terkenal di negara barat adalah kasus “Black Dahlia”. Korbannya
diidentifikasi bernama Elizabeth Short, usia 22 tahun. Ditemukan tanggal
15 Januari 1947, dan kasusnya masih terbuka sampai sekarang.
8. Marsinah
Peristiwanya terjadi pada 9 Mei 1993,
ketika jasad Marsinah yang sebelumnya sempat protes ke Kodim Sidoarjo
atas penangkapan rekan-rekannya, ditemukan tergeletak di sebuah gubuk
pinggir sawah dekat hutan jati, Dusun Jegong, Desa Wilangan, Kabupaten
Nganjuk, Jawa Timur.
Diketahui sebelumnya, Marsinah terlibat aktif dalam pemogokan buruh
PT Catur Putra Surya, sebuah perusahaan arloji. Penangkapan terhadap
sejumlah staff perusahaan tersebut yang diduga sebagai pembunuh menjadi
mentah kembali setelah berkembang kesaksian baru, bahwa ada keterlibatan
pihak militer.
9. Delapan Wartawan
9. Delapan Wartawan
Mirip dengan kasus Marsinah, peristiwa
pembunuhan terhadap Fuad Muhammad Syarifudin alias Udin, wartawan
Harian Bernas Yogyakarta, pada Agustus 1996 belum juga terungkap.
Aliansi Jurnalis Independen (AJI) mengingatkan Kepolisian untuk
mengungkap pelaku pembunuhan Udin, mengingat kasus tersebut terancam
kadaluarsa pada 16 Agustus 2014, sehingga tidak bisa diadili.
Sayangnya Udin bukan yang terakhir. Hingga kini AJI mencatat ada 8
wartawan yang meninggal dalam tugas peliputan. Namun hingga kini
kasusnya belum juga terungkap oleh Kepolisian. Delapan nama itu adalah,
Naimullah (Sinar Pagi), Agus Mulyawan (Asia Press), Muhammad Jamaluddin
(TVRI), Ersa Siregar (RCTI), Herliyanto (Jurnalis lepas Tabloid Delta,
Sidoarjo), Adriansyah Matra’is Wibisono (Jurnalis TV lokal di Merauke),
Alfred Mirulewan (Tabloid Pelangi), dan Fuad Muhammad Syarifuddin
(Bernas).
10. Munir
10. Munir
Munir Said Thalib seorang aktivis HAM
Indonesia. Jabatan terakhirnya adalah Direktur Eksekutif Lembaga
Pemantau Hak Asasi Manusia Indonesia Imparsial. Saat menjabat Dewan
Kontras namanya melambung sebagai seorang pejuang bagi orang-orang
hilang yang diculik pada masa itu.
Pahlawan hak asasi ini ditemukan tewas karena racun senyawa arsenikum
dalam minumannya ketika menuju Belanda dengan pesawat Garuda GA 974.
Munir Said Thalib akan melanjutkan studi S2 bidang hukum humaniter di Universitas Utrecht, Belanda. Berangkat Pukul 21.30 WIB. Melalui pengeras suara, seluruh penumpang pesawat Garuda Indonesia nomor penerbangan GA 974 tujuan Amsterdam dipersilakan petugas bandara naik ke pesawat.
Pollycarpus, pilot maskapai ini divonis 14 tahun sebagai pembunuh pada 20 Desember 2005. Hakim menyatakan bahwa Pollycarpus, seorang pilot Garuda yang sedang cuti, menaruh arsenik di makanan Munir, karena dia ingin mendiamkan pengkritik pemerintah tersebut.
Kebetulan, Hakim Cicut Sutiarso menyatakan bahwa sebelum pembunuhan Pollycarpus menerima beberapa panggilan telepon dari sebuah telepon yang terdaftar oleh agen intelijen senior. Karena itu, pada 19 Juni 2008 Mayjen (purn) Muchdi PR ditangkap dengan dugaan menjadi otak pembunuhan Munir. Aneh, pada 31 Desember 2008, Muchdi divonis bebas. Sehingga kasus Munir masih jadi teka-teki.
Munir Said Thalib akan melanjutkan studi S2 bidang hukum humaniter di Universitas Utrecht, Belanda. Berangkat Pukul 21.30 WIB. Melalui pengeras suara, seluruh penumpang pesawat Garuda Indonesia nomor penerbangan GA 974 tujuan Amsterdam dipersilakan petugas bandara naik ke pesawat.
Pollycarpus, pilot maskapai ini divonis 14 tahun sebagai pembunuh pada 20 Desember 2005. Hakim menyatakan bahwa Pollycarpus, seorang pilot Garuda yang sedang cuti, menaruh arsenik di makanan Munir, karena dia ingin mendiamkan pengkritik pemerintah tersebut.
Kebetulan, Hakim Cicut Sutiarso menyatakan bahwa sebelum pembunuhan Pollycarpus menerima beberapa panggilan telepon dari sebuah telepon yang terdaftar oleh agen intelijen senior. Karena itu, pada 19 Juni 2008 Mayjen (purn) Muchdi PR ditangkap dengan dugaan menjadi otak pembunuhan Munir. Aneh, pada 31 Desember 2008, Muchdi divonis bebas. Sehingga kasus Munir masih jadi teka-teki.
Aksesdunia.com
0 comments:
Post a Comment